For just $25, you will get $1000's

Artikel

'Simple and Advanced Origami'

Friday, 30 April 2010
Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula sejak kertas diperkenalkan pada abad pertama di zaman Tiongkok kuno pada tahun 105 Masehi oleh Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal dari Tiongkok adalah tongkang (jung) dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

SIMPLE ORIGAMI


ADVANCED ORIGAMI

origami-mantis.jpg


CARA MEMBUAT MAINAN PLAYDOH SENDIRI

Anak-anak jaman dulu main tanah liat ( lempung ), anak – anak sekarang terutama dikota-kota besar bermain dengan playdoh, tapi untuk yang berkualitas bagus harganya mahal sekali, playdoh murahan kualitasnya sangat diragukan dan sangat lengket, sehingga kalau habis bermain, susah dibersihkan. Mari kita membuat sendiri playdoh mainan anak kita, dengan bahan-bahan yang aman untuk anak-anak, bahkan bisa dimakan.



Bahan-bahan yang diperlukan :
  • 2 cup tepung terigu
  • 1 cup garam halus
  • 2 sdm minyak sayur (boleh minyak lain, baby oil, glycerine)
  • 1 cup air
  • 2 sdt krim tar-tar
  • pewarna makanan/kue

Cara membuat :
  • Campur semua bahan (kecuali pewarna) dalam panci diremas-remas/uleni menjadi adonan elastis, seperti membuat kue.
  • Panaskan dalam panci sampai menjadi gumpalan yang lembut dan licin, agar mudah dibentuk.
  • Adonan dibagi untuk diberi warna, campur pewarna dengan sedikit air, adonan diremas-remas lagi sampai warnanya merata.
  • Untuk membuat adonan dough yang lebih keras, tambahkan 1 cup tepung terigu lagi.
  • Tambahkan krim tar-tar, agar lebih awet dan elastis, jadilah dough bikinan kita sendiri.



Cara bermain :

Nah, sekarang kita bisa bermain dengan dough kreasi sendiri, untuk anak kecil bisa ditekan-tekan, di rol, dipotong, lalu dicetak dengan cetakan mainan dough atau cetakan kue. Atau bisa berkreasi bebas dengan membentuk boneka, kucing, dinosaurus dsb nya. Hasil kreasimu bahkan bisa dioven dan dapat dimakan, seperti dough merek terkenal.

Kalau memang berencana untuk dioven dan mencoba makan, kurangi porsi garam, pakai minyak sayur, dan boleh ditambahkan sedikit gula.

Kalau sudah pintar membentuk bermacam-macam karakter, kita tingkatkan dengan membentuk dari bahan plasticine. Bahan ini setelah mengeras bisa bertahan lama, biasa untuk dibuat barang-barang pajangan, boneka, bahkan untuk contoh pajangan makanan direstoran.



Bahan-bahan untuk Plasticine :
  • 70 gram tepung terigu
  • 70 gram tepung tapioka
  • 70 gram tepung beras
  • Lem putih 180 gram
Cara membuat :

Semua tepung dicampur dan diaduk – aduk sampai merata, baru tambahkan lem putih, di remas-remas/uleni sampai menjadi adonan elastis. Zat warna boleh ditambahkan ke adonan atau setelah hasil kreasi kita mengeras baru dicat.

Bahan plasticine ini tidak perlu dimasak dan tidak boleh termakan, tidak cocok untuk anak balita.

Selamat berkreasi

CARA MEMBUAT BUBBLE GELEMBUNG AIR UNTUK ANAK-ANAK





sabun cair, sampo, deterjen, atau sabun mandi daya rekatnya kurang bagus untuk membuat balon air !!!!

cara paling mudah dengan sabun colek dilarutkan dengan air sampai tercampur habis lalu dicampur dengan getah dari daun bunga sepatu yg sudah ditumbuk halus (keluar getahnya).

kawat O nya yg bagus dililit dengan benang wol, harus padat jangan jarang2.

selamat mencoba !!!


Belajar Dari Kesalahan Yang Kita Perbuat


Artikel ini membahas tentang belajar dari kesalahan yang kita buat. Tak perlu dikatakan bahwa kita semua melakukan kesalahan dalam hidup tetapi orang yang paling berhasil adalah orang yang tidak terjebak untuk melakukan kesalahan serupa dan mencoba untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan ini sebagai kurva pembelajaran. Saya harap kita menemukan manfaat dari artikel ini.

Orang tua saya mengajari saya banyak hal tentang kehidupan dan saya sangat ingat bahwa ayah saya mulai sering berbicara tentang hal ini ketika saya berumur empat belas tahun. Beliau menyatakan bahwa saya pada umur tersebut sudah mengerti tentang yang benar dan yang salah, tetapi dia sadar bahwa saya pasti akan membuat kesalahan layaknya manusia biasa.

Beliau membiarkan saya untuk tidak pulang ke rumah pada waktu tertentu di malam hari dan beliau membiarkan saya memutuskan pilihan sendiri. Jika suatu saat beliau mendengar atau mengetahui bahwa saya telah melakukan sesuatu yang beliau pikir salah atau bodoh, beliau tidak mau bilang bahwa saya bodoh tetapi beliau malah berdiskusi dengan saya bahwa saya telah memutuskan pilihan yang salah. Jika saya setuju, maka berakhirlah masalah ini, jadi jika saya kemudian membuat kesalahan yang sama lagi seperti itu berarti saya tidak belajar dari pengalaman. Beliau pasti kemudian akan berkata, saya seperti dinding yang terbuat dari satu ton batu bata.

Saya terus menjalani hidup saya. Saya bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan pernyataan dinding dengan satu ton batu bata. Saya membuat banyak kesalahan dan saya senang untuk mengatakan bahwa saya belajar dari kesalahan saya dan tidak pernah mengetahui apa yang dimaksud dengan pernyataan itu.

Saya sendiri sekarang memiliki dua anak, yang keduanya cukup muda di lima dan dua belas tahun. Saya telah mencoba untuk membuat pendekatan yang sama, seperti ayah saya namun dengan perubahan sedikit. Saya mengatakan kepada mereka bahwa dalam menjalani hidup yang saya harapkan dari mereka adalah mencoba yang terbaik. Saya benar-benar tidak peduli dengan nilai-nilai yang mereka peroleh selama mereka memperolehnya dengan upaya mereka sendiri. Mereka juga sadar bahwa jika saya memberikan hukuman, berarti ada masalah. Saya bukan orang tua keras, mungkin sedikit pengecut dan hukuman yang mereka lakukan adalah harus merapikan kamar mereka.

Saya adalah seorang yang mencintai olahraga. Saya sangat kompetitif dan tidak suka kalah. Saya harus menerima kenyataan bahwa kadang-kadang saya kalah, namun ketika saya lakukan, saya selalu bertanya pada diri sendiri, apa yang bisa saya lakukan hari ini ? Apa yang bisa saya lakukan hari ini akan berbeda dari hari kemarin dan memastikan hasilnya adalah positif ?

Saya sangat berterima kasih atas pelajaran dari orang tua saya yang mengajari saya tentang hidup dan tentunya saya berharap pada masa depan anak-anak saya akan berterima kasih kepada orang tuanya atas apa yang mereka turunkan mengenai pelajaran hidup dari kakek dan nenek mereka.

Dikutip dari : http://www.readbud.com/?ref=4860096

Beranda